Tak cukup info? Cari lagi.

 

Monday, May 12, 2008

Kamar Tidur dan Katil


Katil merupakan tempat paling istimewa dan peribadi bagi suami isteri. Ia terletak di dalam kamar yang jauh dari pandangan orang lain termasuk keluarga dan anak-anak.

Syariat melarang isteri membenarkan orang lain naik ke tempat peraduannya kecuali suaminya. Malah anak-anak hendakah mengetuk dan memberi salam jika mahu memasuki kamar tidur ibu bapanya . Bagaimana pun adalah lebih baik jika anak-anak tidak menganggu apabila ibu bapa berada di dalam kamar tidurnya.

Walaupun namanya kamar tidur, fungsinya bukanlah untuk tidur semata-mata. Lebih dari itu suami isteri hendaklah menjadikan kamar tidur sebagai tempat memupuk kasih sayang dan cinta berahi.

Sebab itu kamar tidur hendaklah dilengkapi dengan perabot dan peralatan yang sesuai dengan funsinya.Kamar tidur juga hendaklah dihias dengan perhiasan yang cantik ,wangi dan selesa.Jangan sekali-kali menjadikan kamar tidur sebagai setor.

Begitu juga sebaliknya. Segala masalah di tempat kerja jangan sekali-kali dibawa ketempat tidur. Cari topik perbualan yang lembut,romantik dan mesra. Suasana lampu samar-samar dan tidak terlalu terang . Pintu bilik hendaklah dikunci dan pastikan tidak ada gangguan dari ahli keluarga yang lain.

Dari perbualan, suami isteri selalunya berpindah ke sentuhan. Sentuhan badan dan saling urut-mengurut juga satu fenomena dan penyayang. Fenomena ini lebih intim jika dilakukan tanpa disaluti pakaian.

Apabila berada dikamar tidur, suami isteri hendaklah saling faham-memahami, bekerjasama dan toleransi untuk mememuhi tuntutan naluri masing-masing. Biasanya si suami memerlukan layanan mesra dan ungkapan manis dari si isteri.

Sebab² isteri menjadi lebih cepat tua dan tak cantik

Ada segelintir kaum suami mudah mencari perempuan lain kerana menganggap isteri mereka sudah tidak cantik, nampak tua, gemuk.. Tapi tahukan anda semua wahai kaum suami sebab-sebab yang menjadikan para wanita khususnya isteri & ibu cepat nampak tidak menarik di mata anda?
1. Tahukah anda, jika kita makan dengan perlahan dan mengunyah makanan sehingga benar2 hancur, itu akan membantu proses penghadaman kita, sekaligus mengelakkan kita gemuk.. tetapi kasihan kaum ibu ni, terpaksa makan laju2, telan terus tanpa sempat dikunyah kerana nak memujuk anaknya yang menangis. Tapi si suami.. layan jer sambung makan, buat2 xdengar anaknya menangis. So, wanita pun mudah jadi gemuk sebab makanan x sempat nak hadam betul2.
2. Wanita juga mudah gemuk kerana sifat mereka yang tidak suka membazir. Makanan yang tidak habis dimakan oleh anaknya, maka dialah yg akan menghabiskannya pulak. Sayang katanya... takut membazir. Membazir tukan amalan syaitan. Si suami pulak dengan riaknya mengatakan "kau ni kuat betul makan!"
3. Bila anak menangis tengah malam nak minum susu, bapaknya akan tido mati terus.kalau yang dengar pun buat2 tido lena sbb malas nak bangun, malas nak ganggu tido nya.wanita lah yang dalam semalam, berapa puluh kali terpaksa bangun membuat susu utk anak. Bila x cukup tido, mulalah muka nampak letih dan cepat nampak tua. Kedut2 pun mula wujud. Masa tu guna Total Effect ker, aper ker... xkan nak hilangnya. Petua utk cantik kan ada dua yang penting, minum air banyak & TIDUR SECUKUPNYA.
4. Dan bagi wanita yang berkerjaya, sudahlah penat bekerja utk membantu menambah pendapatan keluarga, bila balik rumah, semuanya dialah yang kena uruskan. Dengan perangai anak2, perangai bapaknya... nak itu, nak ini.. So, wanita pun membebel, marah2... dan bila marah2, banyak leter, so cepatlah jadi tua..Kesimpulannya...wanita cepat tua & cepat gemuk adalah disebabkan LELAKI atau lebih tepat lagi SUAMI.. Oleh itu, hargailah segala pengorbanan isteri anda. Mungkin sekiranya sehari sahaja isteri anda tiada, dan anda perlu memikul tanggungjawab dia sementara, anda mungkin tidak mampu melakukan seperti dia..
===============================================================
Khidmah (pelayanan) seorang isteri kepada suaminya adalah wajib menurut pendapat yang paling rajih (kuat), pendapat selain itu dhaif, tidak bisa dijadikan hujjah.
Tentang kewajiban isteri memberikan pelayanan kepada suaminya telah dirajihkan guru kami al-Albani dalam "Adabuz-Zifaf" (180-181). Bahwa Khidmah (pelayanan/bakti) yang telah disebutkan, wajib dilakukan secara ma'ruf dalam batas-batas kemampuan isteri. Maka khidmah seorang (yang biasa) tinggal di kampung berbeda dengan (yang biasa) tinggal di kota, dan baktinya seorang yang kuat tidak sama dengan baktinya seorang yang lemah, sebagaimana dikatakan Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah. 16
Dan jika seorang isteri tidak mampu melakukan sesuatu, maka suami tidak boleh membebani apa yang diluar batas kemampuannya. Sementara jika suami mampu melakukannya, maka hendaknya ia melakukannya, karena hadits 'Aisyah yang berkata: "Bahwa Rasul biasa menjahit pakaiannya sendiri, menambal kasutnya (sandalnya) dan beliau berlaku sebagaimana seorang laki-laki berlaku di rumahnya." 17
Hendaknya isteri bersyukur (berterima kasih) atas segala kebaikan suami kepadanya dan janganlah isteri mengingkari kebaikan suaminya, maka sesungguhnya yang demikian itu akan mendatangkan kebencian dari Allah, karena sabda Rasul, "Allah tidak mau melihat wanita yang tidak tahu berterima kasih kepada suaminya sedang ia (wanita) tidak merasa cukup kepadanya (suaminya)." 18
Dan juga karena sabda Rasul, "Diperlihatkan kepadaku neraka, maka sebagian besar penghuninya adalah para wanita yang kufur. Dikatakan: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Rasul menjawab: "Mereka kufur terhadap suami mereka dan mereka mengingkari kebaikan suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian ia (wanita tersebut) melihat sesuatu (yang tidak disukainya), ia akan berkata:"Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan padamu." 19
Hadits ini merupakan peringatan penting bagi para wanita yang beriman kepada Allah dan bagi wanita yang mengharapkan kampung akhirat. Dalam hal ini ada bukti dari hadits lain: "Penghuni surga yang paling sedikit adalah dari kalangan wanita." 20
Maka tidak pantas seorang wanita yang mencari keselamatan kemudian menyelisihi suami kepada yang selain diberikan suami dengan kufur/mengingkari kebaikan suaminya atau banyak mengeluh karena sebab-sebab yang sangat sepele.Dan wanita mana saja yang menyakiti suaminya akan dilaknat para Bidadari (Wanita-wanita surga yang disediakan sebagai isteri-isteri pria beriman -red). Maka ia (wanita) akan berada di jurang kehancuran jika terus-menerus melakukan perkara yang dilarang itu.Sesuai dengan sabda Rasulullah, "Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, kecuali berkata isterinya yang dari bidadari: "Janganlah kau sakiti dia (suami) -Semoga Allah mencelakakan mu- maka tidak lain dia (suami) disisimu hanya seorang asing yang sebentar lagi akan meninggalkanmu menuju kepada kami." 21
Dan masih ada beberapa hak suami selain ini, aku (Abu Ishak al-Huwaini) tidak ingin menyebutkannya lagi khawatir terlalu berlarut-larut dan apa yang telah kami sebutkan telah cukup. Walhamdulillah.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Catatan Kaki
16 Dalam al-Fatawal-Kubra (2/234-235).
17 Hadits shahih dikeluarkan Abdur Razzaq (20492), Ahmad (6/121,167,256,260), Abusy -Syaikh dalam "Akhlaqun-Nabi" (1/1/20), al-Baghawi dalam "Syarhus-Sunnah" (13/242-243) dan lain-lain.Aku telah menyebutkan mereka dalam kitabku "Al-'Aqdu Adz-Dzahaby" takhrij kitab "Akhlaqun-Nabs" nomor 11.
18 Hadits shahih, dikeluarkan An-Nasa'i dalam "Al-Kubra" (3/168) dari jalan Sarar bin Masyjar dari Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah dari Sa'id bin Al-Musayyab dari Abdullah bin 'Amr secara marfu'.Aku berkata: Sanad hadits ini shahih seandainya tidak ada 'an'anah-nya Qatadah, maka sesungguhnya Sarar bin Masyjar dari kalangan sahabat Sa'id bin 'Arubah yang terdahulu. Hadits ini di-mutaba'ah-kan oleh Abdullah Ibnul Mubarak dari Sa'id dengan lafadz itu.Masih ada beberapa riwayat yang secara umum shahih, -pent.
19 Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (1/83-2/540-9/298 -Fathul Bari) dan lafadz Bukhari, Muslim (6/212-213 Nawawi), Abu 'Awanah (2/379-380), Malik (1/194-195-Tanwir), Nasa'i (3/146,147,148), Baihaqi (7/294) dari beberapa jalan dari Ibnu 'Abbas.Juga dikeluarkan Bukhari (1/405-3/325-4/191-51266 Fathul Bari), Muslim (2/67 Nawawi), Nasa'i (3/187), Ibnu Majah (1288), al-Baghawy dalam "Syarhus-Sunnah" (1/36-38), Ahmad dan lain-lain dari hadits Abu Sa'id Al-Khurdy khot. Masih ada beberapa riwayat yang secara umum shahih, demikian untuk ringkasnya, -pent.
20 Hadits shahih dikeluarkan Muslim dan Ahmad (4/327,336,443), Ibrahim bin Thuhman (1/1/127), Ath-Thayalisy (832), Abdur Razzaq (20610), Thabrany dalam "AI-Kabir" (18/111), Hakim (3/602), Abu Nu'aim dalam "AI-Hilyah" (3/85), Khotib dalam "Ath-Tarikh- (5/221-222) dari jalan Abut-Tiyah dari Mathawif bin Abdullah dari 'Imron bin Hushain secara marfu' maka ia menyebutkan haditsnya.
21 Hadits shahih dikeluarkan at-Tirmidzi (4/338-Tuhfah), Ibnu Majah (1/621), Ahmad (5/220) dari jalan Ismail bin'Iyasy dari Buhair bin Sa'ad dari Kholid bin Ma'dan dari Katsir bin Murroh At-Hadhromy dari Mu'adz bin Jabal secara marfu' maka ia menyebutkan haditsnya. Tirmidzi berkata: "Ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi